Dia yang termenung,
bersendirian di bawah purnama bulan,
air mata sudah lama terhenti,
kering,
namun jiwanya
masih lagi menangis berduka.
Diri tidak henti memikirkan
peristiwa lalu,
dia benar-benar terseksa
jiwa batinnya terluka,
Mengapa kejam dunia kepadanya?
Mengapa dia yang perlu melalui semua ini?
Mengapa dirinya?
Soalan demi soalan
terus muncul di benak,
meminta untuk dijawab,
namun sampai kini setiap persoalan itu
masih lagi terbiar tidak
terjawab.
Jeritan batin
terus menghimpit diri
sampai bilakah derita ini akan terhenti?
Begitu berat derita
yang ditanggungnya tika ini,
dia benar-benar kelelahan.
dia sendiri tidak pasti
adakah dirinya masih lagi
mampu bertahan ataupun tidak.
peristiwa lalu,
dia benar-benar terseksa
jiwa batinnya terluka,
Mengapa kejam dunia kepadanya?
Mengapa dia yang perlu melalui semua ini?
Mengapa dirinya?
Soalan demi soalan
terus muncul di benak,
meminta untuk dijawab,
namun sampai kini setiap persoalan itu
masih lagi terbiar tidak
terjawab.
Jeritan batin
terus menghimpit diri
sampai bilakah derita ini akan terhenti?
Begitu berat derita
yang ditanggungnya tika ini,
dia benar-benar kelelahan.
dia sendiri tidak pasti
adakah dirinya masih lagi
mampu bertahan ataupun tidak.
By:hidaynadhir
Tiada ulasan:
Catat Ulasan